Monday, 22 April 2013

Bukan Pecundang

Mulut ini terkatup, saat mereka mengatas namakan cinta
Kata demi kata tertahan, dan hilang di antara hela nafas panjang
Sial, Kebisuan itu menguasai otakku

Seharusnya bukan senyum ini
Entahlah, ketakutan kehilangan mereka
Atau anggapan sok suci 

Saturday, 20 April 2013

Mewarnai Yuk!

Anak itu mempunyai daya imajinasi yang tinggi, banyak variasi yang dapat di tuahkan dalam karya mereka. Tentunya tanpa berfikir lama, gak perlu tanya, dikasih warna apa ya? kalau ini sama ini bagusnya warna apa?  ini pertanyaan-pertanyaan yang sering muncul ketika seseorang yang sudah tidak dikategorikan anak-anak lagi. :) 

Lihat deh, bagus kan? Ini karya dari Dewi Nirmala Sari, anaknya lumayan pendiem. Tapi dia itu ramah, suka senyum semyum walau ku bilang itu gak lucu. Ada kesamaan diantara aku dan Dewi, yaitu sama-sama  suka kucing. Kalau adek yang satu ini main ke rumah pasti yang pertama ditanyakan adalah, "Mbak, mana Ubik?" hehe, Ubik itu nama kucingku, kapan-kapan kita bahas Ubik lebih detail ya. 

Dia punya Obsesi besar, tahu gak apa? pengen cepet-cepet Al Qur'an. Subhanallah, semoga tetap istiqomah. 

Tenang, masih ada lagi kok, aku tampilkan yang kedua. Tettereretetetet.... jreng  jreng... :)

Monday, 15 April 2013

Sahabat, Perbedaan Bukanlah Masalah


Tidak pernah terlintas jika sebuah ukhuwah perlahan mulai terkikis. Ukhuwah yang seharusnya semakin hari semakin kuat. Pertanyaan yang selalu ku tanyakan, “Apakah perbedaan itu bisa mengikis rasa?” Belum bisa percaya, dan aku tak ingin mempercayai ini. Sungguh, aku berharap ini tak pernah terjadi.

Sahabat, aku tetap menganggapmu sahabat, walau hati itu tak lagi untukku. Aku tahu, perbedaan ini membuat canggung kepadaku, membuat tak nyaman di dekatku, membuat menjauh dari ku, berlari dan terus berlari meninggalkanku yang masih berharap untuk tetap di sini. Masih tak percaya ketika tak membalas messageku, tak membalas inbokku, selalu menolak ajakanku, entah itu kajian, atau sekedar bertemu. Tanpa ada penjelasan.

Sepenggal kisah Sahabat, untuk awal yang sulit, namun hari berlalu aku mulai memahami, aku mulai mengerti kesibukkannya, berharap Dia akan menanyakan bagaimana keadaanku. Nihil, dan dia tak bertanya sedikit pun tentang bagaimana aku sekarang, yang ketika saat itu aku down karena kegagalan melanjutkan studi-ku.