Tidak pernah terlintas jika sebuah ukhuwah perlahan mulai
terkikis. Ukhuwah yang seharusnya semakin hari semakin kuat. Pertanyaan yang
selalu ku tanyakan, “Apakah perbedaan itu bisa mengikis rasa?” Belum bisa
percaya, dan aku tak ingin mempercayai ini. Sungguh, aku berharap ini tak
pernah terjadi.
Sahabat, aku tetap menganggapmu sahabat, walau hati itu
tak lagi untukku. Aku tahu, perbedaan ini membuat canggung kepadaku, membuat
tak nyaman di dekatku, membuat menjauh dari ku, berlari dan terus berlari
meninggalkanku yang masih berharap untuk tetap di sini. Masih tak percaya
ketika tak membalas messageku, tak membalas inbokku, selalu menolak ajakanku,
entah itu kajian, atau sekedar bertemu. Tanpa ada penjelasan.
Sepenggal kisah Sahabat, untuk awal yang sulit, namun
hari berlalu aku mulai memahami, aku mulai mengerti kesibukkannya, berharap Dia
akan menanyakan bagaimana keadaanku. Nihil, dan dia tak bertanya sedikit pun
tentang bagaimana aku sekarang, yang ketika saat itu aku down karena kegagalan melanjutkan
studi-ku.